Kalori
KALORI
Gabrielle Zhe (2101631033)
I. Tujuan dari praktikum :
1.
Menentukan
energy yang dihasilkan oleh pencampuran dua system yang berbeda temperaturnya.
2.
Menentukan
hukum kekekalan energy.
II. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari, kalor
merupakan salah satu hal yang sering ditemui dan dimanfaatkan bagi kehidupan
manusia. Kalor tak hanya berbicara tentang panas atau kekuatan panas suatu
benda. Namun panas juga berbicara energy panas yang dikeluarkan dan energy
panas yang mampu diterima suatu benda. Hal ini sesuai dengan pernyataan
(Kanginan, 2002) yaitu kalor adalah suatu yang mengalir dari benda panas ke
benda lebih dingin untuk menyamakan suhunya. Sehingga adanya kalori yang dapat
menghitung kalor yang terjadi pada benda / keadaan tersebut.
Untuk itu, ada hukum tentang hukum
kekekalan massa. Dimana hukum ini berbicara panas yang setara antara diterima
dan dikeluarkan. Selain itu, hukum ini sangat berpengaruh pada kehidupan sehari
– hari, contohnya saat berusaha untuk membuat air hangat yang dapat digunakan
untuk mandi oleh manusia ketika harus membuatnya dari air yang dipanaskan dan
didinginkan. Dalam dunia industry, hukum ini sangat berpengaruh bagi proses
tertentu, contohnya proses pendinginan dan lainnya.
III. Metodologi
3.1 Alat
·
Gelas
kimia
·
Hot
plate
·
Gelas
ukur
·
Kalorimeter
·
Termometer
·
Neraca
analitik
3.2 Bahan
·
Air
dingin
·
Air
I. Hasil dan Pembahasan
4.1.Hasil
Kelompok
|
Jenis air
|
Massa Kalorimeter (Gram)
|
Massa Kalorimeter + Air (Gram)
|
Suhu awal 0C
|
Suhu campuran 0C
|
Massa Campuran (Gram)
|
1
|
Dingin
|
304.2
|
382.5
|
27
|
37.5
|
498.99
|
Panas
|
232.6
|
351
|
52
|
|||
2
|
Dingin
|
269.4
|
333.9
|
22
|
39
|
414.8
|
Panas
|
238.8
|
357.9
|
49
|
|||
3
|
Dingin
|
232.2
|
355
|
21
|
31
|
447.8
|
Panas
|
255.5
|
326.4
|
36
|
|||
4
|
Dingin
|
235.3
|
357.7
|
22
|
30
|
429.1
|
Panas
|
236.8
|
307
|
50
|
Perhitungan
:
Diketahui
:





Ditanya
:
·
C
calorimeter ?
·
Q
total ?
Dijawab :










4.2.Pembahasan
Kalor
yang dipindahkan dari atau ke sistem diukur di dalam alat yang dinamakan
kalorimeter, yang terdiri dari sebuah wadah cuplikan kecil yang dibenamkan
dalam sebuah bejana air yang besar. Bejana luar itu disekat dengan baik sekali
di sebelah luar untuk menghalangi lubang kamar mencapai air, sedangkan wadah di
dalam dibuat dari tembaga atau suatu bahan penghantar kalor yang lain untuk
mengizinkan kalor acara mudah dipertukarkan antara wadah itu dan air (Cromer,
1994). Berdasarkan pernyataan di atas, calorimeter mampu menentukan besar kalor
tersebut karena adanya sekat tersebut yang mampu menjadi transfer kalor pembatas antara zat didalamnya dengan
calorimeter itu sendiri. Prinsip kerja calorimeter didasarkan pada teori hukum
hess yang berbunyi “kalor reaksi tidak
bergantung pada lintasan, tetapi hanya ditentukan keadaan awal dan keadaan
akhir”. Sehingga
kalor tidak memperhatikan segala bentuk proses yang terjadi karena hasil hanya
dilihat saat awal dan akhir proses. Proses
dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energy yang
lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter (Petrucci,1987).
Selain itu, prnsip kerja calorimeter
juga didasarkan pada asas black. Jika dua benda yang mempunyai suhu berbeda
didekatkan sehingga terjadi kontak maka temperatur akhir kedua benda yang
mempunyai suhu berbeda setelah keseimbangan termis tercapai akan sama. Jumlah
kalor yang diterima = jumlah kalor yang diberikan (Wahyuni, 2010).
Terdapat
2 jenis calorimeter, yaitu calorimeter sederhana dan calorimeter bom. Perbedaan
diantara keduanya adalah calorimeter sederhana terbuat dari bahan stirofom dan
calorimeter bom umumnya terbuat dari bahan logam. Pada calorimeter sederhana,
objek terbatas pada larutan sedangkan calorimeter bom dapat digunakan untuk
berbagai jenis bahan. Kalorimeter sederhana umumnya melakukan reaksi pembakaran
pada tekanan tetap, sedangkan calorimeter bom melakukan reaksi pembakaran pada
volume tetap.
Asas
black merupakan salah satu prinsip kerja calorimeter yang juga merupakan hukum
utama dalam kalor. Azas Black berbunyi “Jumlah kalor yang diterima ama dengan
jumlah kalor yang dilepaskan (Purwoko, 2007).
Pada
saat melakukan percobaan, terdapat kemungkinan terjadinya kesalahan pada saat
pengambilan data. Kesalahan tersebut dapat terjadi saat adanya ketidaktelitian
dalam mengukur, baik pada saat mengukur volume air yang akan digunakan, massa
calorimeter, dan tempertatur air. Selain itu ada faktor lain seperti air dingin
yang sudah terlalu lama dibiarkan di udara terbuka, membuat suhu air dingin
tidak optimal. Selain itu proses memasak air yang kurang mendidih membuat
proses tidak berlangsung optimal. Selain itu, ketika tidak segera menutup tutup
calorimeter saat proses berlangsung dapat menjadi bentuk kesalahan dalam
pengambilan data.
Berdasarkan
data yang didapatkan, melalui perhitungan yang menggunakan hukum asas black,
didapatkan kapasitas kalor calorimeter adalah 0.02 

Lalu saat mencari kalor total, kalor yang dihasilkan
Hasil yang didapatkan
oleh kelompok tidak sesuai dengan asas black. Kalor total yang seharusnya
didapatkan adalah 0 apabila kalor masuk / diserap sama dengan kalor yang
dikeluarkan / lepas. Hal ini karena air dingin tidak segera dimasukkan ke dalam
air panas. Sehingga proses tidak berlangsung optimal. Selain itu, mengukur suhu
yang tidak tepat menjadi faktor kesalahan dalam percobaan ini. Selain itu
adanya ketidaktelitian saat mengukur volume air. Sehingga massa air dingin
menjadi lebih ringan dari air panas. Padahal air dingin seharusnya lebih berat
dibandingkan air panas.

II.
Kesimpulan
Bahwa
energy yang dihasilkan dalam pencampuran ini adalah - 0.015 Joule. Reaksi
kekekalan energy dikatakan terjadi apabila kalor masuk sama dengan kalor keluar
yang ditandai dengan kalor total sama dengan 0.
III.
Daftar
Pustaka
Kanginan,Marthen.
(2002). Fisika. Jakarta : Erlangga.
Petrucci,
Ralph A. (1987). Kimia Dasar Prinsip dan
Terapan Modern Jilid 2 Edisi
keempat. Jakarta : Erlangga
Purwoko.(2007).Fisika.Jakarta:Ghalia Indonesia
Wahyuni,
Sri. (2010). Modul Termodinamika FKIP
Universitas Jember. Jember : Universitas Jember
Comments
Post a Comment