Biologi - Mitosis Meiosis


MITOSIS DAN MEIOSIS
Gabrielle Zhe (2101631033)

                                                                                               
I.       Tujuan dari praktikum ini adalah mengamati tahapan pembelahan sel mitosis dan meiosis

II.     Metodologi
I.       Alat

·        Gelas Objek
·        Cover glass
·        Mikroskop


II.     Bahan

·        Preparat profase awal
·        Preparat profase akhir – Showing pollen
·        Preparat profase akhir – non showing polen
·        Preparat metafase
·        Preparat mitosis




IV.   Hasil dan Pembahasan
4.1.Hasil
Tahapan
Gambar
Keterangan
Mitosis


Profase awal


Profase akhir – Showing pollen


Profase akhir – non showing pollen


Metafase





4.1.Pembahasan
Setiap sel tentunya melakukan reproduksi untuk memperbanyak dirinya dan sebagai salah satu langkah untuk pewarisan sifat. Pembelahan sel merupakan proses yang berkaitan dengan pertumbuhan, perkembangan, perbaikan sel yang rusak dan perkembangbiakan (Falahudin, 2014).Dalam pembelahan sel, umumnya orang hanya mengetahui pembelahan mitosis dan meiosis. Namun pembelahan ada 3 jenis, amitosis, mitosis, dan meiosis.
Biasanya pembelahan amitosis dikenal sebagai pembelahan biner. Pada organisme prokariotik seperti bakteri, reproduksi sel terjadi secara fusi binary (pembelahan biner) dengan urutan pertama akan dibentuk dua duplikat dari molekul ADN sirkuler, kemudian ADN tersebut akan menempel pada membran plasma. Pertumbuhan membran plasma akan memisahkan dua kromosom duplikat. Tahap berikutnya sel akan mencapai volume dua kali sel semula, membran akan melekuk di antara kromosom, dan dinding sel akan terbentuk sehingga dihasilkan dua sel anakan (Nugroho, 2004). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa pembelahan amitosis berfungsi untuk melakukan pembelahan pada bakteri yang memang strukturnya lebih sederhana dari eukariota. Selain itu berfungsi untuk melakukan pembelahan pada sitoplasma pada saat sel melakukan sitokinesis.
Pembelahan mitosis umumnya terjadi pada sel somatik di sel eukariotik. Mitosis memiliki 4 fase dalam prosesnya, profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Metafase merupakan tahap mitosis yang paling lama, seringkali berlangsung sekitar 20 menit. Sentrosom kini berada pada kutub-kutub sel yang berseberangan. Kromosom berjejer pada lempeng metafase, bidang khayal yang berada di pertengahan jarak antara kedua kutub gelendong. Sentromer-sentromer kromosom berada di lempeng metafase. Untuk setiap kromosom, kinetokor kromatid saudara melekat ke mikrotubulus kinetokor yang berasal dari kutub yang berseberangan (Campbell, 2008).
Lalu pada tahap anafase, anafase merupakan tahap mitosis yang paling pendek, seringkali berlangsung hanya beberapa menit. Anafase dimulai ketika protein kohesin terbelah. Ini memungkinkan kedua kromatid saudara dari setiap pasangan memisah secara tiba-tiba. Setiap kromatid pun menjadi satu kromosom utuh. Kedua kromosom anakan yang terbebas mulai bergerak menuju ujung-ujung sel yang berlawanan saat mikrotubulus kinetokor memendek. Karena mikrotubulus ini melekat ke wilayah sentromer, kromosom bergerak ke sentromer terlebih dahulu (dengan kecepatan sekitar 1 mm/menit). Sel memanjang saat mikrotubulus nonkinetokor memanjang. Pada akhir anafase, kedua ujung sel memiliki koleksi kromosom yang sama dan lengkap (Campbell, 2008).
Pada tahap telofase, dua nukleus anakan terbentuk dalam sel. Selaput nukleus muncul dari fragmen-fragmen selaput nukleus sel induk dan bagian-bagian lain dari sistem endomembran. Nukleous muncul kembali. Kromosom menjadi kurang terkondensasi. Mitosis, pembelahan satu nukleus menjadi dua nukleus yang identik secara genetik, sekarang sudah selesai (Campbell, 2008).
Pembelahan meiosis terjadi pada sel kelamin pada sel eukariotik. Biasanya meiosis akan merlangsung 2 kali putaran. Meiosis akan terbagi menjadi meiosis 1 dan meiosis 2.
Kejadian meiosis yang menarik dan unik yang memerlukan penjelasan terjadi pada tahap pertama I. Kromosom muncul, dan seseorang dapat melihat bahwa mereka telah diduplikasi karena masing-masing kromosom adalah sepasang kromatid adik. Kromosom homolog dipasangkan. Ini disebut synapsis. Pasangan kromosom homolog dalam keadaan duplikatnya (seperti kromatid saudari) disebut tetrad karena ada empat kromatid. Kromatid dalam tetrads cross-over antara dua kromosom. Mereka membentuk chiasmata (bahasa Yunani untuk "salib"). Hal ini memungkinkan mereka bertukar DNA satu sama lain. Ini juga membantu menahan tetrads bersama-sama. (Campbell, 2008)
Pada tahap crossing over  terjadi lima proses: (Priadi Arif, 2002)
1.     Leptoten
2.     Zigoten
3.     Pakiten
4.     Diploten
5.     Diakinesis
Pada proses metaphase 1 membran nucleus hilang, terbentuk bennang spindle, sentriol menuju ke masing – masing kutub. Pada anaphase 1, kromosom yang telah mengalami crossing over memisahkan diri ke kutub yang berlawanan. Pada telofase terjadi sitokinesis, terbentuk 2 sel dengan jumlah kromosom yang haploid (n). (Tutin fik ui, 2009).  
Menurut (Tutin fik ui, 2009), meiosis 2 memiliki proses yang tidak berbeda dengan mitosis dengan hasil akhir empat buah sel anakan yang sifatnya haploid.
Berdasarkan pernyataan yang ada di atas, perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis terlihat. Mitosis satu kali periode pembelahan sedangkan meiosis berlangsung 2 kali. Mitosis terjadi pada sel somatic sedangkan meiosis pada sel gonosom. Sel mitosis akan menghasilkan 4 sel anakan sedangkan meiosis akan menghasilkan 2 sel anakan. Jumlah kromoson anak pada mitosis akan sama dengan induknya. Sedangkan jumlah sel kromoson anakan meiosis akan setengah jumlah induknya. Selain itu, meiosis akan mengalami crossing over dan mitosis tidak terjadi. Oleh karena itu, sifat anakan dari mitosis akan identic dengan induknya dan meiosis akan berbeda dari induknya akibat ada pencampuran.
Penyerbukan atau polinasi adalah transfer serbuk sari/polen ke kepala putik (stigma). Kejadian ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi (Ashari,1998). Proses ini adalah awal untuk menghasilkan individu baru maupun proses pembuahan. Hal ini karena proses penyerbukan seperti proses pertemuan antara sel ovum dan sel sperma.
Secara umum proses penyerbukan pada tanaman dipengaruhi oleh beberapa proses sebagai berikut:
·        Penyerbukan tertutup atau kleistogami (cleistogamie) yaitu proses penyerbukan bunga yang terjadi ketika bunga masih kuncup. Proses penyerbukan biasanya berupa autogamie.
·        Penyerbukan terbuka atau kasmogami (chasmogamie) yaitu proses penyerbukan bunga yang terjadi ketika bunga telah mekar. Proses penyerbukan ini dapat meyebabkan tanaman melakukan autogamie, geitonogamie, allogamie, dan xenogamie.
·        Diogamie (dichogamie) merupakan proses masaknya putik dan serbuk sari secara tidak bersamaan.
·        Herkogami (herkogamie) bunga dimana letak kepala sari dan putik saling berjauhan sehingga sulit mengalami penyerbukan sendiri.
·        Heterostili (heterostylie) merupakan bunga yang memiliki panjang putik dan benang sari berbeda-beda.
·        Anemofili (anemophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh angin.
·        Entomofili (enthomophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh serangga.
·        Ornitofili (ornithophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh burung.
·        Kiropterofili (chiropterophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh kelelawar. (Darjanto, 1987)                   
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, pada pengamatan sel profase awal, ditemukan struktur sel dengan inti sel dan membrane inti sel dimana kromosom masih letaknya tidak beraturan. Pada hasil pengamatan, bagian – bagian ini terlihat namun tidak begitu jelas. Pada profase akhir, benang – benang spindle mulai bermunculan dan kromosom masih terletak bebas, berlaku bagi profase akhir showing pollen dan profase akhir non showing pollen. Pada profase akhir non showing pollen terlihat jelas membrane inti sel tidak terlihat. Namun pada profase akhir showing pollen, terlihat bila membtan inti hampir hilang. Pada pengamatan sel metaphase, cukup sulit terlihat, namun dapat ditemukan benang spindle dengan kromosom yang berada seluruhnya hampir di tengah. Namun pengamatan mitosis yang paling sulit terlihat. Hal ini karena preparat yang digunakan bukanlah preparat yang permanen melainkan semi permanen. Sehingga saat diamati tidak terlihat jelas bagaimana bentuk selnya. Hanya ditemukan banyak sel dengan bentuk yang kurang jelas. Sebenarnya di dalam sel mitosis tersebut terlihat keempat fase tersebut dalam 1 jaringan Allium Cepa tersebut. Namun akibat preparat yang digunakan kurang memadai, maka pengamatan menjadi sulit terlihat.




IV.   Daftar Pustaka

Ashari,S.1998, Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Campbell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Darjanto dan Siti Satifah.1987. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga

Falahudin, Irham. 2014. Panduan Praktikum Biologi Umum. Palembang: Refa Press.

Nugroho, L.H. 2004. Biologi Dasar. Penebar Swadaya : Jakarta

Priadi, Arif. 2002. Biology 3. Bogor: Yudhistira

Titin, Sutini. 2009. “Pengaruh Terapi Self – Help Groups terhadap Koping Keluarga dengan Anak Retardasi Mental di SLB – C Kabupaten Sumedang.” Program Magister ilmu keperawatan. Depok




Comments

Popular posts from this blog

Biologi - Diversifikasi Mikroorganisme

Osilasi

Kalori